Budaya Sipakalebbi Mencegah Krisis Moral Anak Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0

Main Article Content

Muhammad Sabran

Abstract

Artikel ini menjelaskan bagaimana budaya lokal yang ada di suku bugis terealisasikan pada generasi 4.0 yang akan mendatang. Artikel ini bertujuan agar budaya lokal yang ada disuku bugis yaitu budaya sipakalebbi dapat teraktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada generasi 4.0 dimana budaya tersebut hampir terkikis akibat dampak negatif dari munculnya perkembagan teknologi yang semakin canggih hingga saat ini. Budaya terbentuk dari situasi dan kondisi lingkungan sekitar, yang kemudian akan berpengaruh pada pola perilaku anak dalm menjalankan kehidupan sehari-harinya. Budaya merupakan suatu produk dari akal budi manusia, setidaknya apabila dilakukan pendekatan secara etimologi, sangat erat kaitannya dengan masyarakat. Krisis moral terjadi karena kurangnya perhatian dari keluarga, pergaulan yang tidak baik, dan lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Article Details

How to Cite
Sabran, M. (2021). Budaya Sipakalebbi Mencegah Krisis Moral Anak Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0. JURNAL SIPATOKKONG BPSDM SULSEL, 2(1), 57-65. Retrieved from http://ojs.bpsdmsulsel.id/index.php/sipatokkong/article/view/105
Section
Articles

References

Afandi, R. (2011). integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran ips di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan, 1(1), 85-98.

Armawi, A. (2006). refleksi filosofis terhadap reformasi akhlak (moralitas) dan masa depan bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional, 11(1), 61-68.

Asyhari, A. (2017). literasi sains berbasis nilai-nilai islam dan budaya indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 6(1), 137-148.

Bahri, S. (2015). implementasi pendidikan karakter dalam mengatasi krisis moral di sekolah. Ta’allum, 3(1), 57-76.

Budiwibowo, S. (2012). kajian filsafat ilmu dan filsafat pendidikan tentang relativisme kultural dalam perspektif filsafat moral. Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembeljaran, 2(1), 10-20.

Efianingrum, A. (2002). pendidikan moral generasi muda di era globalisasi. Jurnal Dinamika Pendidikan, 9(1), 31-56.

Fakhri, N. (2018). nilai-nilai kedamaian dalam perspektif suku bugis dan makassar. JOMSIGN: Journal of Multicultural Studies in Guidance and Counseling, 2(1), 1-15.

Ilyas, M. (2019). peran perempuan bugis perspektif hukum keluarga islam. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum, 19(1), 78-89.

Khotimah, K. (2013). pengamalan nilai sipakatau, sipakalebbi, sipakainge di lingkungan forum komunikasi mahasiswa bone-yogyakarta. Thaqãfiyyãt, 14(2), 203-229.

Nadir. (2014). urgensi pembelajaran berbasis kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(2), 301-330.

Nugroho, P. (2017). internalisasi nilai-nilai karakter dan kepribaian mahasiswa pendidikan agama islam melalui pendekatan humanis-religius. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 12(2), 355-382.

Rahim, A. (2019). internalisasi nilai sipakatau, sipakalebbi, sipakainge’ dalam upaya pencegahan tindak pidana korupsi. Al-Himayah, 3(1), 29-52.

Razak, F. S. (2015). kuasa wacana kebudayaan bugis makassar dalam pilkada di kabupaten pinrang (studi kasus: implementasi nilai-nilai sipakatau, sikainge’ dan sipakalebbi dalam memobilisasi massa pada pilkada pinrang tahun 2013). Politik Profetik, 5(1), 18-35.

Suryadi, B. (2015). pendidikan karakter: solusi mengatasi krisis moral bangsa. Nizham, 4(2), 72-84.

Suryatniani, I. A. (2018). revitalisasi pendidikan berbasis kearifan lokal dalam mengatasi krisis moral. Jurnal Bawi Ayah, 9(1), 38-48.

Tanyid, M. (2014). etika dalam pendidikan: kajian etis tentang krisis moral berdampak pada pendidikan. Jurnal Jaffray, 12(2), 235-250.

Thoyib, A. (2005). hubungan kepemimpinan, budaya, strategi, dan kinerja: pendekatan konsep. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 7(1), 60-73.

Umi Chotimah, A. E. (2018). pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal dalam pendidikan multikultural. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 15(1), 19-25.